Sejarah linux

Sebelum Linux lahir, pada tahun 1983, Richard Stallman memulai proyek pengembangan GNU. Tujuan dari pengembangan GNU adalah untuk membuat sistem operasi berbasis Unix yang lebih baik dan dapat diakses secara gratis.

Perlu diketahui, Unix sendiri merupakan sistem operasi yang telah lebih ada pada sekitar 1970'an. Dalam dokumen Manifesto GNU, Stallman menjelaskan bahwa nama GNU merupakan akronim dari "GNU's Not Unix" (GNU bukan Unix) Dengan nama itu, Stallman ingin membuat sistem operasi yang lebih baik dari Unix melalui GNU. Tak hanya ingin lebih baik dari segi teknis, tapi juga untuk urusan pendistribusian sistem operasi. Dalam hal pendistribusian, Stallman memiliki ide atas GNU agar dapat dibagikan secara bebas ke pengguna lain yang ingin memakainya.

Lewat GNU, Stallman menentang proses distribusi perangkat lunak yang membatasi pengguna untuk saling berbagi. Ide kebebasan pendistribusian sistem operasi ini kemudian dituangkan Stallman dengan membentuk Free Software Movement (Gerakan Pembebasan Perangkat Lunak) melalui yayasan Free Software Foundation (FSF), pada 1986. Hingga 1990'an, proyek GNU telah berhasil membuat beberapa Utility Software (perangkat lunak pendukung/pembantu) yang bebas digunakan, seperti Compiler (penerjemah kode pemrograman ke bahasa mesin) dan Editor Teks.

Namun, Utility Software tidaklah cukup untuk membuat sistem operasi. Proyek GNU saat itu masih kekurangan komponen utama, yakni kernel. Perlu diketahui, kernel sendiri adalah program untuk mengatur hubungan software dan hardware. Kekurangan dari proyek GNU itu akhirnya ditambal dengan kehadiran Linux sebagai kernel di tahun 1991. Linux dibuat oleh Linus Torvalds menggunakan source code dari Minix (sistem operasi yang mirip Unix) dan Compiler GNU. Dari kombinasi itu, tak jarang Linux disebut juga dengan GNU/Linux.

Linus Benedict Torvalds kemudian merilis Linux secara umum ke publik dengan menerapkan sistem pendistribusian yang serupa dengan GNU. Dalam pendistribusian Linux, setidaknya terdapat empat prinsip kebebasan yang dipegang,antara lain:

  • Kebebasan untuk menjalankan program untuk tujuan apapun.

  • Kebebasan untuk mempelajari cara kerja program dan mengubahnya agar sesuai dengan keinginan tiap pengguna.

  • Kebebasan untuk mendistribusikan kembali salinan.

  • Kebebasan untuk mendistribusikan salinan versi modifikasi Anda kepada orang lain.

Adapun tujuan penerapan prinsip kebebasan adalah untuk membuat antar pengguna bisa saling bekerja sama mengembangkan sistem operasi ini. Dengan prinsip seperti itu, Linux pada akhirnya bebas dikembangkan oleh setiap pengguna. Dikutip dari laman The Linux Foundation, Linux telah menghasilkan beberapa jenis modifikasi, seperti Ubuntu, Fedora, Linux Mint, Manjaro, Solus, Elementary OS, Antergos, dan sebagainya.

Last updated